4 Aspek Positif dari Penghinaan Indonesia 0-4 oleh Libya: Ivar Jenner Memberi Harapan
Prince88 - Timnas Indonesia memang kalah telak saat menghadapi Timnas Libya dalam laga uji coba jelang Piala Asia 2023. Namun, ada beberapa aspek positif yang ditunjukkan anak asuh Shin Tae-yong dalam laga tersebut.
Dalam duel yang dimainkan di Stadion Mardan, Selasa (2/1/2024) malam WIB, skuat Garuda kalah 0-4. Empat gol yang bersarang di gawang Indonesia dicetak oleh Ahmed Ekrawa, Omar Al Khouja, Nouradin Elgelaib, dan Alaa Alqijdar.
Hasil ini menunjukkan bahwa ada banyak bopeng di timnas Indonesia. Khususnya di lini belakang. Banyak kesalahan individu yang terjadi di lini belakang, mulai dari salah umpan hingga miskoordinasi antar pemain.
Namun, dibalik kekalahan dengan skor telak tersebut, beberapa aspek positif juga diperlihatkan Timnas Indonesia. Lantas, apa saja hal positif yang ditunjukkan oleh pasukan Shin Tae-yong tersebut?
Kualitas Ivar Jenner
Ivar Jenner dimainkan pada babak kedua. Bersama Marselino Ferdinan, Ivar Jenner menggantikan peran Marc Klok dan Ricky Kambuaya di lini tengah.
Ivar Jenner mengalirkan bola dengan cukup tenang. Salah satu aksi terbaik Ivar Jenner terjadi pada menit ke-61. Ia melepaskan umpan terobosan kepada Egy Maulana Vikri. Momen tersebut sempat berbuah gol, namun dianulir karena Egy berada dalam posisi offside.
Nah, melihat performanya dalam duel melawan Libya, Ivar Jenner tentu menjadi harapan baru bagi timnas Indonesia. Jika mampu mendapatkan level fisik dan teknik terbaiknya pasca cedera, Jenner bisa menjadi pemain kunci bagi Indonesia.
Witan Sulaeman yang Multifungsi
Musim 2023/2024 merupakan fase penting dalam karier Witan Sulaeman. Di Persija Jakarta, Witan Sulaeman mengalami transformasi posisi dari pemain sayap menjadi bek sayap.
Transformasi tersebut berlanjut saat Witan Sulaeman bermain melawan Libya. Bukan lagi sebagai wingback, kali ini pemain berusia 22 tahun itu bermain sebagai bek sayap. Lebih tepatnya sebagai bek kanan.
Sebelumnya, Witan Sulaeman juga bisa bermain untuk beberapa peran. Posisi utama Witan Sulaeman adalah bek sayap kanan dan kiri. Namun, ia juga pernah dimainkan sebagai gelandang serang.
Persaingan di Bawah Mistar Gawang
Keputusan yang diambil pelatih Shin Tae-yong memainkan Syahrul Trisna bisa dibilang sangat menarik. Padahal, Ernando Ari awalnya digadang-gadang akan menjadi pilihan utama.
Syahrul Trisna kebobolan empat kali. Namun, mayoritas gol tercipta karena kesalahan pemain belakang. Syahrul melakukan empat kali penyelamatan. Syahrul juga mampu melakukan build-up dengan apik dengan 33 operan yang berhasil dilakukan.
Kini, persaingan di bawah mistar gawang Timnas Indonesia akan semakin panas. Hal ini sangat bagus untuk timnas Indonesia karena setiap kiper akan berusaha memberikan yang terbaik.
Keberanian Memegang Bola
Dibandingkan saat kalah melawan Irak, tim nasional Indonesia lebih berani memainkan bola saat kalah melawan Libya. Para pemain timnas Indonesia terlihat lebih percaya diri saat memegang bolanya. Penguasaan bola timnas Indonesia mencapai 61 persen.
Pemain belakang tidak terburu-buru melepas bola saat memulai serangan atau build-up. Hal itu terlihat bahkan sejak babak pertama.
Ridho tercatat sebagai pemain yang paling banyak melepaskan umpan sukses (39). Kemudian, Wahyu Prasetyo mampu melepaskan 32 umpan sukses selama 45 menit.