5 Pelajaran dari kekalahan 1-2 Timnas Indonesia atas Libya: Kalah, Tapi Ada Peningkatan!
Prince88 - Timnas Indonesia tumbang di laga uji coba kedua melawan Timnas Libya. Dari kekalahan tersebut, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari pertandingan ini.
Kemarin petang, Timnas Indonesia berhadapan dengan Timnas Libya dalam laga uji coba. Ini merupakan uji coba kedua setelah tiga hari lalu kedua tim saling berhadapan di Antalya, Turki.
Kalah 4-0 pada laga pertama, pasukan Shin Tae-yong mencoba bangkit pada laga kali ini. Namun apa daya, skuat Garuda kembali tumbang dengan skor 2-1 pada pertandingan ini.
Dari kekalahan ini, ada beberapa hal yang bisa dipetik sebagai pelajaran bagi Timnas Indonesia jelang Piala Asia 2023 mendatang. Apa sajakah itu?
Simak cerita selengkapnya di bawah ini.
Progres yang Baik
Pelajaran pertama dari pertandingan kedua melawan Libya adalah Timnas Indonesia menunjukkan progres yang cukup signifikan.
Permainan skuat Garuda relatif stabil sejak awal pertandingan. Timnas Indonesia juga mampu mendominasi penguasaan bola pada pertandingan ini.
Stamina para pemain Indonesia pun tidak loyo seperti pada pertandingan pertama. Selain itu, permainan Marselino Ferdinan dkk juga lebih mengalir di pertandingan ini. Jadi secara umum ada peningkatan performa yang cukup signifikan di pertandingan ini.
Kurangi Blunder
Satu catatan yang perlu dibenahi oleh Shin Tae-yong dari timnas Indonesia dari pertandingan ini adalah mereka harus mengurangi blunder.
Seperti yang kami tuliskan sebelumnya, timnas Indonesia bermain apik dalam pertandingan ini. Bahkan timnas Indonesia mampu unggul lebih dulu pada pertandingan ini.
Namun sayangnya gawang Ernando bobol dua kali pada pertandingan ini karena kesalahan pemain timnas sendiri. Semoga saja jatah blunder timnas sudah habis pada pertandingan ini, karena di turnamen Piala Asia haram hukumnya melakukan blunder jika timnas ingin melaju ke babak 16 besar.
Penyelesaian Akhir Perlu Dipertajam
Pekerjaan rumah lama yang masih perlu dibenahi Shin Tae-yong dari skuat Garuda lagi adalah masalah penyelesaian akhir.
Pada pertandingan kali ini, permainan timnas cukup apik dan mengalir. Jika dibandingkan dengan pertandingan pertama, Timnas Indonesia lebih banyak membuat peluang di pertandingan ini.
Namun sayang, beberapa peluang emas yang dibuat Indonesia gagal menjadi gol karena penyelesaian akhir yang buruk. Shin Tae-yong harus memastikan timnas tidak membuang-buang peluang di Piala Asia nanti karena lawan yang dihadapi nanti jauh lebih tangguh dari Libya, sehingga skuat Garuda harus efisien setiap kali menciptakan peluang.
Jangan Permalukan Marselino
Pada pertandingan ini, nama Marselino Ferdinan kembali menjadi sorotan. Pasalnya, wonderkid yang diharapkan bisa menjadi pembeda ini justru tampil di bawah standar.
Namun Bolaneters jangan terlalu menghakimi atau menyudutkan sang pemuda. Karena kita harus ingat bahwa Marselino sempat absen cukup lama karena cedera.
Belum lagi ia minim jam bermain di KMSK Deinze, sehingga ia tidak memiliki match fitness yang baik. Meski begitu, Marselino harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan performa terbaiknya karena Piala Asia sudah di depan mata.
Tiga pemain belakang yang lebih cair
Pelajaran terakhir dari pertandingan melawan Libya adalah Shin Tae-yong terlihat lebih baik dalam memanfaatkan skema tiga bek.
Pada pertandingan pertama, pelatih asal Korea ini sempat mencoba skema empat bek. Namun tampaknya skema ini tidak berjalan dengan baik.
Sementara skema tiga bek yang diterapkan Shin Tae-yong terbukti lebih efektif. Permainan timnas Indonesia menjadi lebih cair, karena skema ini sudah pernah mereka gunakan sebelumnya.
Selain itu, menarik untuk ditunggu bagaimana eksperimen STY menjadikan Justin Hubner sebagai gelandang. Karena di pertandingan kemarin, performa Hubner di pertandingan tersebut cukup apik sebagai gelandang.